Sering kali kita menemui anak yang tiba-tiba marah tanpa sebab. Berteriak-teriak tanpa terkendali. Melontarkan kata-kata yang kurang pantas, kasar, dan dengan volume yang keras. Kemarahannya seolah menjadi bertambah ketika orangtua berusaha untuk memberikan nasehat. Bisa jadi anak tersebut mengalami gangguan emosi dan perilaku. Gangguan emosi dan perilaku adalah kondisi dimana individu tidak mampu merespon perilaku khususnya dalam pembelajaran. Dampaknya individu tersebut menunjukkan sikap yang tidak sesuai dengan norma yang ada, tidak sesuai dengan usia anak, demikian juga dengan budaya sehingga mempengaruhi terhadap pendidikannya. Baik dalam kemampuan sosia, akademik, keterampilan, dan kepribadian.
Sebagai orangtua bahkan sebagai seorang pendidik dalam hal ini guru, tidak selayaknya dengan mudah memberikan label sebagai "anak nakal". Akan lebih tepat kalau sebelum memberikan label perlu diidentifikasi terlebih dahulu. Identifikasi sangat diperlukan untuk membantu memberikan layanan yang tepat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Selain itu perlu juga diketahui beberapa difinisi dari gangguan emosi dan perilaku yang dimaksud.
Dalam The Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) (Undang-Undang bagi Pendidikan Individu Penyandang Cacat) tahun 1990, yang mendefinisikan istilah anak dengan gangguan emosi dan perilaku adalah sebagai berikut:
- Istilah itu berarti suatu kondisi yang menunjukkan satu atau lebih dari karakteristik berikut ini selama jangka waktu yang panjang dan pada satu tingkatan tertentu yang mempengaruhi secara beragam pada performa pendidikan anak:
- Ketidakmampuan untuk belajar yang tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor intelektual, sensorik, atau kesehatan;
- Ketidakmampuan untuk membangun atau mengatur hubungan interpersonal yang memuaskan dengan teman sebaya dan guru;
- Jenis-jenis perilaku atau perasaan yang tidak penting di bawah kondisi normal;
- Suasana ketidakbahagiaan atau depresi umum yang menjalar.
- Kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala fisik atau ketakutan yang berhubungan dengan masalah pribadi atau sekolah.
- Istilah itu termasuk kepada anak-anak yang menderita skizofrenia. Istilah itu tidak termasuk anak-anak yang secara sosial maladjusted, kecuali jika sudah dinyatakan bahwa mereka memiliki gangguan emosi yang serius.
- Anak yang mengalami gangguan perilaku agresif (conduct disorders)
- suka berkelahi, memukul dan menyerang.
- Bersirat pemarah
- Tidak penurut, melawan peraturan
- Suka merusak, baik terhadap miliknya sendiri atau milik orang lain.
- Kurang ajar, kasar, dan tidak sopan
- Tidak mau bekerja sama, penentang, kurang perhatian terhadap orang lain.
- Suka mengganggu
- Selalu negatif, gelisah, pembolos, dan suka ribut
- Mudah marah suka mencari perhatian, suka pamer
- Suka mendominasi orang lain, suka mengancam, dan menggertak
- Suka iri hati, cemburu, suka bertengkar, dan membantah
- Ceroboh, mencuri, menggoda
- Menolak kesalahan yang dilimpahkan kepadanya, dan menyalahkan orang lain.
- Keadaan murung dan cemberut, mementingkan diri sendiri
- Anak yang mengalami kecemasan dan menyendiri (Anxiety/Withdrawal)
- Tegang, rasa takut yang berlebihan, cemas, dan pemalu
- Perasaan tertekan, sedih, merasa terganggu, sangat sensitif
- Merasa rendah diri, merasa tidak berharga, kurang keyakinan, mudah frustasi, terasing, sering menangis.
- Menyimpan rahasia, pendiam, bungkam.
- Anak yang agresif sosial (Socially Aggression)
- Memiliki perkumpulan yang tidak baik
- Mencuri bersama-sama anak lain
- Loyal terhadap teman yang nakal atau pelanggar hukum
- Anggota suatu geng
- Berkeliaran sampai larut malam
- Melarikan diri dari sekolah
- Melarikan diri dari rumah
- Individu yang tidak pernah dewasa (Immaturity)
- Perhatiannya terbatas, kurang konsentrasi, melamun
- Kaku atau canggung, kurang koordinasi, bengong, berangan terlalu tinggi.
- Pasif, kurang inisiatif, mudah dipimpin, lamban, ceroboh, mengantuk, kurang minat, bosan
- Gagal untuk mencapai akhir, kurang tabah/gigih.
- Tidak rapi.
0 Komentar